| Ini adalah Blog Indonesia saya | Blog Inggris | Blog Non-Serious |
| This is my English Blog | English Blog | Non-Serious Blog |

Kamis, 13 September 2012

Qantas mengancam agar kerjasamanya dengan Emirates disetujui

AirDrama: Qantas mengancam Australia
Dalam pengajuannya ke Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (Australian Competition and Consumer Commission (ACCC)) mengenai kerjasamanya dengan Emirates, Qantas menyatakan akan berhenti terbang ke Eropa jika pengajuannya ditolak dan akan hanya fokus menerbangkan rute² yang menguntungkan.

Kelihatannya ancaman tersebut memang wajar, tetapi cara Qantas menggunakan kartu nasionalismenya bisa dianggap konyol:
"Under such a scenario Australians will lose the benefit of Qantas operating a strong locally based international network airline. This is not in the national interest."
"Dengan skenario tersebut (kerjasama dengan Emirates ditolak oleh ACCC), warga Australia akan dirugikan karena Qantas tidak akan lagi menjadi maskapai internasional Australia yang mempunyai jaringan lokal yang kuat. Ini tidak sesuai dengan kepentingan nasional"
Bukannya alasan yang digunakan Qantas dalam pengumuman kerjasamanya dengan Emirates adalah untuk mengurangi kerugian? Mengapa sekarang Qantas malah secara tidak langsung menyatakan, "kalau disetujui, kita akan sedikit mengurangi kerugian, dan jika tidak disetujui, kita akan banyak mengurangi kerugian..."

Qantas seperti jalan tanpa kepalanya..

Lion Air dan Malindo Airways - Maskapai mana yang menjadi sasaran?

AirDrama: Terbawa asyiknya meledek Malaysia Airlines, mungkinkah Air Asia
adalah target serangan Lion Air di Malaysia melalui Malindo Airways?

(Artwork by: Rimanti N)
Setelah Lion Air mengumumkan Malindo Airways kemarin, beberapa pertanyaan timbul di benak pikiran saya:
  • Pemegang saham lokal Malindo adalah National Aerospace & Defence Industries (NADI), sebuah BUMN Malaysia. Mungkinkah NADI mendirikan maskapai penerbangan dengan mitra asing hanya untuk bersaing dengan maskapai BUMN mereka (Malaysia Airlines)? Siapa yang dibidik oleh Malindo? Mungkinkah politisi Malaysia frustrasi dengan di Malaysia Airlines + Firefly yang tidak maju²? Atau mungkin yang dibidik adalah Air Asia (Apa Tony Fernandes telah membuat beberapa politisi Malaysia jengkel)?
  • Dengan meningkatknya kekuatan regional Air Asia, Tony akan harus menghabiskan waktu diluar Malaysia... Dengan makin dekatnya pemilihan umum di Malaysia, mungkinkah 'minggat'-nya Tony Fernandes yang menjadi dasar kekecewaan mereka?
  • Pengumuman Malindo kemarin dihadiri oleh Perdana Menteri Malaysia Najib. Pemilihan umum mendekat, dan Tony Fernandes telah lari ke Jakarta ... Apakah Najib kesal?
  • Dalam waktu 24 jam dari pengumuman Malindo Airways, Lion Air membuka Bandung-Kuala Lumpur yang selama ini adalah salah satu harta-karunnya grup Air Asia. Timingnya memang sedikit mencurigakan.
Air Asia Tony Fernandes kemarin men-tweet:
"I think Malindo is more problematic for Malaysian Airlines not AirAsia. We have very strong position in Malaysia and are really a regional company."
Saya tidak heran membaca dan tidak menyangkal pemikiran tersebut, namun apakah mungkin para politisi Malaysia sudah jenuh akah ledekan terus menerus dari Tony terhadap Malaysia Airlines?

Kebetulan, kemarin, korban ledekan Tony Fernandes yang lainnya, Tiger Airways, mengumumkan hasil keuangan yang melebihi perkiraan. Tiger sendiri sedang mencoba untuk mengkokohkan hasil ekspansinya di Australia, Indonesia dan Filipina. Kucing² besar di Asia Tenggara sudah tidak selemah dulu dan mungkin saja target mereka adalah Air Asia, dan keyakinan Tony akan kekuatan regional mereka membuat mereka berpikir bahwa mereka tidak mungkin bisa roboh akibat langkah² kucing² besar ini? Apa saya harus menunggu sampai Tony mulai mengeledek Jetstar untuk mengetahui jawabannya? Atau memang sudah jelas jawabannya?

Namun ada satu hal yang saya setuju dengan Tony Fernandes tentang Malindo Air:
"Why is the airline not called Lion Air Malaysian. Strange"

Rabu, 12 September 2012

Livery baru untuk Express Air


Expressair menambahkan armadanya dengan Boeing 737-200 PK-TXK (ex PK-CJJ Sriwijaya Air) yang sedang melakukan overhaul di hangar AeroNusantara Indonesia (ANI). Pesawat ini menggunakan livery baru yang merupakan livery ke-3 Express Air.

Expressair pada saat ini mengoperasikan 737-200, 737-300, 737-500 dan Dornier Do-328.

Mengurangi kerugian dengan mengadakan pesta mewah!

AirDrama: Kisah ulah Qantas berlanjut bagai sinetron belaka...
(Artwork by: Rimanti N)
Keputusan Qantas untuk meninggalkan British Airways dan bekerja sama dengan Emirates dikatakan beralasan "untuk mengurangi kerugian di penerbangan jarak jauh kami"... namun, The Age di Australia mengabarkan bahwa setelah pengumuman tersebut, Qantas dan Emirates mengadakan pesta yang cukup elit, dengan suvenir yang lebih elit lagi...

"But the biggest enigma lay within the goodie bag handed out to the needy throng. Guests got travel guides, a passport folder and a bottle of bubbly - and not just any old plonk, but Taittinger's 2000 vintage Comtes de Champagne, which fetches $320 to $350 a bottle.
So who paid for all this largesse? "It was a joint venture," a Qantas spokeswoman said. "Both Emirates and Qantas contributed to that goodie bag."

Ma'af, tadi alasan Qantas apa? Untuk mengurangi kerugian?

Selasa, 11 September 2012

Malindo Airways - Lion Air mengaum di negeri jiran!

Lion Air dan National Aerospace & Defence
Industries Malaysia bekerjasama untuk membuka
maskapai Malindo Airways di Malaysia

Lion Air hari ini mengumumkan kerjasamanya dengan National Aerospace & Defence Industries Malaysia untuk bersama membuka maskapai penerbangan Malindo Airways.

Rangkuman yang didapatkan dari sumber² yang menghadiri acara di Kuala Lumpur tersebut:
  • Malindo akan memberikan pelayanan hybrid (antara LCC dan full service carrier).
  • Malindo will provide a hybrid service (between LCC and full service carrier).
  • Malindo akan beroperasi dari KLIA2 yang sedang dibangun di Bandara Kuala Lumpur atas permintaan Air Asia Malaysia.
  • Malindo akan mulai beroperasi di bulan Mei 2013 dengan 12 737-900ER dengan 12 kursi bisnis dan 168 kelas ekonomi, dan dilengkapi dengan In-Flight Entertainment dan WiFi.
  • Malindo berencana menambah armada sebesar 12 pesawat per tahun dan akan mengoperasikan 100 pesawat dalam jangka waktu 10 tahun.
  • Pesawat Boeing 787 akan digunakan mulai dari tahun 2015.
  • Harga tiket dan layanan lainnya ditargetkan tidak lebih mahal atau akan lebih murah dibanding Air Asia.

Secara tidak langsung, kita bisa menafsirkan yang berikut untuk/mengenai Lion Air:
  • Lion Air melihat bahwa pertumbuhannya di Indonesia akan terbatas dan lamban karena infrastruktur dan prasarana yang kurang, seperti habisnya tempat parkir pesawat di kebanyakan bandara (yang bisa menampung pesawat jet) di Indonesia.
  • Lion Air masih harus menerima BANYAK pesawatnya yang dipesan dan sulit untuk delivery-nya ditunda. Pesawat² ini harus digunakan, dan akan dialihkan untuk membangun Malindo dan Batik Air.
  • Sebagian dari 787 yang dipesan untuk Batik Air kemungkinan akan digunakan oleh Malindo, sedangkan Lion sedang menegosiasikan penambahan pemesanan 787.
  • Lion Air melihat bahwa pertumbuhan yang cepat hanya bisa dilakukan diluar Indonesia, dan Lion Air sudah lama mengetahui ini dan sering berencana untuk membuat anak perusahaan atau kemitraan dengan pihak lain untuk membuat maskapai penerbangan di negara lain. Namun selama ini rencana² tersebut gagal (menurut pendapat saya, dikarenakan pemilihan partner² yang kurang/tidak tepat) dan Malindo merupakan rencananya yang paling realistis hingga saat ini.
  • Pertumbuhan di sektor premium melalui Batik Air tidak akan bisa secepat yang diinginkan, lagi², dikarenakan keterbatasan infrastruktur yang ada di Indonesia.
  • Pengumuman ini secara efektif mengakhiri spekulasi yang timbul sebelumnya bahwa Lion Air berencana untuk bekerjasama dengan Berjaya Air Malaysia untuk membuat Lion Berjaya Air (dan setahu saya, rencana Lion Air Australia yang diumumkan sebelumnya pun sudah batal namun tidak menutup kemungkinan Lion masih berencana untuk masuk ke pasar domestik Australia).

Efek ke pihak Malaysia:
  • Air Asia Malaysia sekarang mendapat kompetisi yang serius. Sumber² di dalam Air Asia mengabarkan bahwa Tony Fernandes tidak khawatir dengan Lion Air di Indonesia, namun melihat ancaman serius dari pengembangan bisnis non-LCC yang direncanakan oleh Lion Air (seperti Malindo dan Batik Air).
  • Firefly harus mengambil strategi yang jelas dan tidak terus me-rubah² rencana strategi mereka. Strategi bingung mereka antara memilih perkembangan jangka panjang denganjet, propeller, atau dua²nya selama ini hanya membuat mereka dekelilingi oleh Air Asia, dan dengan adanya Malindo nantinya, Firefly bisa saja menjadi pihak yang paling dirugikan (atas salahnya sendiri).
  • Tantangan bagi Malaysia Airlines menjadi jauh lebih berat dengan adanya Malindo. Pada saat ini mereka sedang was² dengan perkembangan rencana mereka untuk bergabung dengan aliansi OneWorld yang di sponsori oleh Qantas, karena Qantas minggu lalu memutuskan untuk berhenti bekerjasama dengan British Airways (yang juga anggota OneWorld) dan pindah ke Emirates. Tentunya segment pasar atas mereka akan terus tergerogoti oleh strategi regional Qantas di Asia, dan datangnya Malindo hanya akan menambah beban dan tangtangan di kandang mereka sendiri.


Dalam beberapa tahun kemarin, Lion Air memang telah banyak mengumumkan rencana² joint-venture atau membangun anak perusahaan diluar Indonesia, dan tidak ada satupun yang berhasil. Malindo merupakan langkah paling berani dalam aspek ini, dan kali ini didukung oleh partner lokal yang bonafit yaitu NADI yang merupakan salah satu perusahaan strategis Malaysia, dan acara pengumuman tersebut pun didukung oleh kehadiran perdana menteri Malaysia, Najib.

Sepertinya kali ini, Singa yang satu in benar² serius untuk keluar dari kandangnya dengan rencana yang cukup matang.

Bye Bye Baby!

bmibaby memilih menghentikan operasi setelah rugi bertahun-tahun dan pergantian kepemilikan perusahaan induknya.


Pesan terakhir si Tiny, logo dan mascot bmibaby.
Baby pertama kali mengudara di rute East Midlands - Malaga 10 tahun 9 bulan silam dan cukup pantas manajemen Baby memilih pendaratan terakhirnya dengan rute Malaga - East Midlands.

bmibaby selalu mengakhiri slogan promosi mereka dengan ".. baby!"
Meskipun terus merugi, Baby meninggalkan industry ini dengan kesan yang baik dan teratur daripada memilih alternatif ngotot berupaya terus untuk survive yang kemungkinan besar hanya akan berujung ke penutupan dadakan yang mengakibatkan banyak penumpang terdampar di berbagai kota tujuannya. Paling tidak, Baby meninggalkan kesan yang baik.

Keberangkatan kedua dari yang terakhir untuk Baby dari EMA,
dilakukan oleh "rainbow baby", dengan co-pilot mengajak si "Tiny"
melihat para spotters melihatnya untuk terakhir kali.
(Photo oleh: Tom Smith)
bye bye, Baby!

Lomba Rute Kanguru aliansi OneWorld semakin seru!

AirDrama: Lomba Rute Kanguru makin seru dengan... Unta!
(Klik gambar untuk ukuran besar. Artrwork by: Rimanti N)

Rute Kanguru dari Inggris ke Australia memang susah untuk bisa didominasi. Rute tersebut dianggap sebagai rute elit yang menggambarkan dominasi Britannia era dahulu dimana wajar kalau maskapai yang mendominasi rute tersebut adalah British Airways dan Qantas. Namun, sebenarnya rute tersebut sekarang didominasi oleh Singapore Airlines dan Emirates.

Posisi Qantas untuk rute² Australia-Eropa terus melemah dan sekarang hanya Frankfurt dan London yang tersisa. "Pembantaian habis" mungkin adalah istilah yang cocok untuk menggambarkan serangan Emirates dan Singapore Airlines terhadap rute² Eropa Qantas. Rute London lebih sengit karena ada Cathay Pacific dan Virgin Atlantic yang ikut dengan rute LHR-HKG-SYD. Sedangkan, tetangga dan lawannya Emirates, Etihad, sudah menggandeng Virgin Australia untuk memberikan Etihad akses ke pasar Australia dengan 'jalan pintas'.

Posisi Qantas di Eropa bisa dianggap tidak bisa lagi diharapkan. Qantas tidak bisa meminta bantuan dari Cathay karena anak perusahaan Qantas, Jetstar, sedang berencana untuk mulai beroperasi dengan base baru di Hong Kong. Mungkin Cathay akan dengan mudahnya menawarkan bantuan dengan kondisi Jetstar Hong Kong dibatalkan.

Jadi, lagi² Qantas melakukan hal yang tidak diduga. Minggu lalu, dengan alasan "untuk memangkas kerugian di penerbangan jarak jauh" (dan selagi tidak ber-main² menggunakan Jetstar), Qantas mengumumkan mereka menghentikan kerjasama mereka dengan British Airways, dan menjalin kerjasama untuk rute² Eropa dengan Emirates. Ini benar² mengikuti pepatah kata:
If you can't beat them... join them...
Tetapi, ini menimbulkan masalah persepsi, terutama terhadap aliansi OneWorld:
  • Qantas berencana untuk memindahkan scissor-hub rute Eropa mereka dari Singapura ke Dubai. Ini berarti bahwa Singapore Airlines (dan Star Alliance) sekarang bisa merajalela di rute Kanguru tradisional (London-Singapura-Sydney), dan OneWorld tidak akan lagi memiliki kekuatan besar di Singapura.
  • Qantas mengalihkan aliansi rute² Eropa mereka ke musuh besar British Airways, Emirates, yang memilih untuk tidak ikut aliansi manapun. Ini tentunya membuat British Airways kesal.
  • Kerjasama antara Etihad dan Virgin Australia sekarang bisa menjadi masalah bagi Etihad atau aliansi OneWorld karena Etihad memegang 29% saham Air Berlin, anggota terbaru aliansi OneWorld yang sedang mengalami kerugian besar dan sangat tergantung dengan Etihad untuk masa depannya.
  • Etihad kemungkinan akan mengkonsolidasi kerjasamanya dengan Virgin Australia sebagai reaksi dari rencana Qantas/Emirates dan ini bisa mengurangi fokus dan sumber daya yang dibutuhkan oleh AirBerlin.
  • Malaysia Airlines disponsori oleh Qantas untuk masuk ke aliansi OneWorld, dengan harapan mereka bisa melakukan kerjasama besar²-an dengan Qantas, dan tetap gigih untuk mempromosikan Kuala Lumpur sebagai hub alternatif rute Kanguru bagi OneWorld dan tentunya Malaysia Airlines akan terus berupaya untuk menjadi pemain rute Kanguru yang kuat. Jika aksi Qantas ini mengakibatkan dirinya keluar dari OneWorld (kemungkinannya rendah, tetapi konsistensi Alan Joyce bisa dianggap seperti itikad baiknya Michael O'Leary), Malaysia Airlines bisa ditolak ikut OneWorld.

TAPI, apakah semuanya seburuk ini? British Airways bisa saja menjalin kerjasama dengan Malaysia Airlines untuk mempertahankan keberadaannya di rute Kanguru, atau bekerja sama dengan Cathay Pacific untuk ber-sama² menghancurkan petualangan rute Kanguru si Virgin Atlantic... tetapi, inilah bagian terakhir dari kejadian berantakan ini...
  • British Airways bereaksi dengan memulai pembicaraan kerjasama dengan Qatar Airways. Qatar Airways sendiri berambisi untuk mengalahkan Emirates yang berarti Qatar Airways juga berencana untuk mendominasi rute Kanguru dan juga mendominasi dunia.

Anda bingung? Tenang, anda tidak sendirian. Anda tidak usah khawatir, orang Australia dan unta bukanlah kombinasi yang baru (di Australia banyak unta impor dari Timur Tengah), dan expat Inggris di Timur Tengah banyak yang menganggap menunggangi unta sebagai inisiasi mereka sebagai expat disana.

Kesimpulannya, lomba rute Kanguru di aliansi OneWorld telah berubah menjadi lomba pacu unta!

Di versi Bahasa Inggris, ada "caption competition", silahkan baca di:

Mengenai Ilustrasi diatas:
Saya meminta bantuan dari Rimanti N untuk membuat ilustrasi AirDrama diatas. Rimanti adalah seorang mahasiswi DKV yang sedang mengerjakan proyek komik mengenai industri penerbangan/airline (dimana saya berperan sebagai penasehat industri di proyek tersebut), dan sudah pernah menerbitkan komiknya sendiri sewaktu di SMA. Selain menghasilkan karya seni dan komiknya, dia adalah seorang penggemar industri penerbangan. Follow Rima di @rimanti_n atau klik: 
http://rinota.deviantart.com
http://reachingtheskyofdreams.blogspot.com/
http://www.pixiv.net/member.php?id=2300458

Senin, 10 September 2012

Anda bodoh, anda bayar!

CEO Ryanair, O'Leary, yang terkenal dengan omongan-
omongannya yang kontroversial.

Semua orang tahu bahwa CEO Ryanair, O'Leary, seringkali blak-blak-an ucapannya. Namun sebelum anda mau complain mengenai dia di media sosial, coba pikirkan ulang.

Seorang ibu dari 2 anak, Suzy McLeod diharuskan membayar GBP 236 untuk mencetak boarding pass di bandara agar keluarganya bisa terbang pulang. Setelah tiba dirumah, dia menulis ke O'Leary untuk meminta kembali uang tersebut sebagai "itikad baik." O'Leary membalasnya dengan menulis, "Terima kasih Ny. McLeod, tetapi itu adalah kebodohan anda sendiri." Merasa tersinggung, Ny. McLeod menuliskan hal ini di Twitternya, dan lebih dari 350,000 orang di Facebook dan Twitter mendukungnya karena "telah diperlakukan secara tidak adil."

Saya pribadi tidak begitu suka dengan O'Leary ataupun "biaya-biaya tambahan" a la Ryanair yang dianggap menakjubkan oleh berbagai pihak, namun untuk meminta kembali biaya tersebut sebagai itikad baik, dimana biaya itu timbul karena kesalahan anda sendiri, lalu menuliskannya di media sosial sebagai "ketidak-adilan" bisa dibilang sangatlah "Bodoh". Apakah keluhannya karena biaya tersebut tidak mau dikembalikan atau karena memang O'Leary terlalu blak-blakan?

Meskipun saya tidak suka dengan Ryanair, saya disini melihat mereka tidak salah. Mereka berbisnis untuk mencari uang dengan mengangkut anda dari A ke B sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang disetujui. Biaya-biaya tambahan yang dianggap tersembunyi pun punya halaman sendiri di website Ryanair, "Bagaimana menghindari biaya-biaya tambahan?" Masih kurang kah?

LCC tidak selalu berarti harga tiket murah di setiap saat untuk semua penerbangna... dan jika harganya sangat murah, pihak maskapai harus mencari keuntungan dari cara lain atau tiket-tiket lainnya. Namun memang tidak ada salahnya jika O'Leary sekali-sekali memilih untuk bungkam daripada membuka mulutnya, meskipun dia benar.

Minggu, 09 September 2012

787 pertama Air India telah di-deliver!

787 pertama Air India mendapatkan hormat kanon air setelah
mendarat di Bandara Indira Gandhi International, New Delhi

Setelah mereka ngedumel mengenai 777 sebagai pesawat yang boros bahan bakar sambil menunda delivery 787 mereka karena tidak adanya dana, dan alasan-alasan lainnya...

Akhirnya, 787 pertama Air India berhasil di deliver.


Pertanyaannya sekarang adalah, berapa lama sebelum Air India bisa mencari alasan untuk ngomel mengenai 787 nya demi mendapatkan kompensasi dari Boeing?

Pernahkah Garuda di tes bahasa Inggris?


Kesalahan Bahasa Inggris terus menghantui Garuda
Meskipun terus berupaya untuk menjadi maskapai bintang 5, masukke SkyTeam alliance, dan menghasilkan turnaround yang menakjubkan di Garuda, masih ada saja kebiasaan yang susah dibinasakan. Salah satu aspek problem berkelanjutan di Garuda adalah: BAHASA INGGRIS!

Saya disini tidak berencana untuk membahas bahasa Inggris awak kabin Garuda, yang benar atau salahnya tergantung dengan senioritas anda dicampur dengan mental "Saya sudah 20 tahun mengerjakan ini, kamu tau apa?" (tentunya dengan bahasa Inggris yang salah seperti "I have do this been 20 years, that you know newbie?" (saya 20 tahun sudah mengerjakan ini, tahu kamu apa anak baru?) dan bukan "I've been doing this for 20 years, what do you know newbie?" yang lebih tepat). Tidak! Saya akan membahas dosa bahasa yang lebih besar, MARKETING ENGLISH a la Garuda.

Tadinya saya kira ini cuman main-main, ternyata...
Dare to against the current - MAKSUDNYA APA INI? Pertama kali saya melihat halaman web tersebut, saya langsung  berfikir narkoba apa yang mereka konsumsikan saat menulis materi promo tersebut? Niatnya menulis "Berani Lawan Arus", alhasil salah tertulis dibahasa Inggris menjadi "Nantang ke lawan si arus?" Semestinya yang digunakan adalah "Dare to go against the flow"

Tentunya versi Bahasa Indonesianya benar.
Saya sudah tidak bisa menghitung lagi berapa banyak kesalahan bahasa Inggris yang pernah dilakukan oleh "maskapai pembawa bendera bangsa berbintang 4" ini, hingga titik dimana saya mulai merasa malu sebagai bangsa Indonesia, jadi, kenapa tidak saya catat saja kesalahan-kesalahannya?

Links: