Sewaktu browsing forum di Indoflyer, saya membaca satu topik mengenai Peluang KLM terbang langsung ke Solo, dan tercantum juga link ke n that topic, there was a link to an artikel SoloPos.com, yang menulis bahwa operator bandara Solo (SOC) Angkasa Pura 1 (AP1) ingin menawarkan KLM untuk terbang ke langsung kesana, dan informasi tersebut dibuka disela-sela pertemuan antara AP1 SOC dengan Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA).
OK, lokasi Solo sebagai destination bisa dibilang logis karena berada di bagian Jawa Tengah yang penuh dengan budaya dan sejarah, dan bersebelahan dengan pusat sejarah, budaya, dan pariwisata lainnya di pulau Jawa, yaitu Yogyakarta.
Namun, ada sesuatu yang menurut saya aneh ketika membaca artikel tersebut:
"Saya dapat informasi bahwa KLM itu ingin terbang ke Bandara Ngurah Rai, Bali. Tapi, katanya di Ngurah Rai itu sudah penuh. Maka, kami mencoba menawarkan untuk masuk ke Solo, nanti dari Solo ke Bali bisa menggunakan maskapai domestik,” terang Abdullah Usman, GM AP1 Adi Sumarmo (Solo).
Namun ia melanjutkan, "Nah, kebetulan hari ini ada informasi juga bahwa PT Pacific Royale juga akan buka rute Solo-Bali. Tadi pagi saya konfirmasi ke Dirjen Perhubungan Udara, bagaimana kalau dirancang untuk disinkronkan antara rencana masuknya KLM dengan rencana Pacific Royal terbangi Solo-Bali,”
Ini permasalahannya:
1. KLM sudah terbang ke Bali setiap hari (KL835/836) dengan Boeing 777-300ER.
2. KLM adalah anggota dari SkyTeam.
3. Garuda sudah berkomitmen untuk ikut dengan SkyTeam.
4. Pacific Royale belum mulai terbang secara komersil pada saya menulis artikel ini.
Bukankah jelas sekali bahwa jika KLM memang ujung-ujungnya terbang ke Solo (yang menurut saya cukup sulit tercapai) dan membutuhkan penerbangan lanjut domestik bagi penumpangnya, bahwa KLM akan meminta Garuda dan bukan Pacific Royale untuk memenuhi permintaan tersebut?
Jadi, siapa yang guyon disini? AP1? ASITA? KLM? Pacific Royale? Atau... SoloPos?
Saya bisa mengerti kalau artikel tersebut ditulis pada tanggal 1 April 2012, namun mungkin harapan saya terlalu tinggi untuk mengharapkan mereka-mereka ini menggunakan Google lebih sering! Atau mungkin kasus ini lagi-lagi adalah "berita benar yang terpelintir menjadi kacau karena cara penyampaian yang tidak tepat."
"Saya dapat informasi bahwa KLM itu ingin terbang ke Bandara Ngurah Rai, Bali. Tapi, katanya di Ngurah Rai itu sudah penuh. Maka, kami mencoba menawarkan untuk masuk ke Solo, nanti dari Solo ke Bali bisa menggunakan maskapai domestik,” terang Abdullah Usman, GM AP1 Adi Sumarmo (Solo).
Namun ia melanjutkan, "Nah, kebetulan hari ini ada informasi juga bahwa PT Pacific Royale juga akan buka rute Solo-Bali. Tadi pagi saya konfirmasi ke Dirjen Perhubungan Udara, bagaimana kalau dirancang untuk disinkronkan antara rencana masuknya KLM dengan rencana Pacific Royal terbangi Solo-Bali,”
Ini permasalahannya:
1. KLM sudah terbang ke Bali setiap hari (KL835/836) dengan Boeing 777-300ER.
2. KLM adalah anggota dari SkyTeam.
3. Garuda sudah berkomitmen untuk ikut dengan SkyTeam.
4. Pacific Royale belum mulai terbang secara komersil pada saya menulis artikel ini.
Bukankah jelas sekali bahwa jika KLM memang ujung-ujungnya terbang ke Solo (yang menurut saya cukup sulit tercapai) dan membutuhkan penerbangan lanjut domestik bagi penumpangnya, bahwa KLM akan meminta Garuda dan bukan Pacific Royale untuk memenuhi permintaan tersebut?
Jadi, siapa yang guyon disini? AP1? ASITA? KLM? Pacific Royale? Atau... SoloPos?
Saya bisa mengerti kalau artikel tersebut ditulis pada tanggal 1 April 2012, namun mungkin harapan saya terlalu tinggi untuk mengharapkan mereka-mereka ini menggunakan Google lebih sering! Atau mungkin kasus ini lagi-lagi adalah "berita benar yang terpelintir menjadi kacau karena cara penyampaian yang tidak tepat."
Ini hanya 'kebetulan' saja om gerry...maksudnya kebetulan pejabat AP1 yg bicara mungkin lupa kalau ada aliansi SkyTeam atau tidak mengerti konsekuensi dari sebuah aliansi dlm dunia penerbangan
BalasHapusdari artikel yang saya baca sepertinya anda tidak suka dengan perkembangan kota solo
BalasHapus